Senin, 06 Juni 2011

Aku Tetep Cinta Kamuuu

Terik matahari yang menyengat tak membuat semangat anak-anak di sekolah Temy surut. Mereka tetap bersemangat menyaksikan dan mengikuti berbagai macam perlombaan olah raga yang diadakan dalam rangka merayakan ulang tahun sekolah yang ke 60 tahun. Yup, perayaan HUT sekolah Temy kali ini memang digelar secara meriah dan besar-besaran. Perlombaan yang diadakanpun tidak hanya pertandingan antar kelas, tapi melibatkan beberapa sekolah  di kota Temy. Walaupun banyak anak-anak asyik menyaksikan dan mengikuti setiap pertadingan, tak sedikit juga anak-anak yang melepas lelah di kantin sekolah.
                                                                         
“Hai, Temy!” sapa Re, gadis cantik bertubuh mungil dan berambut panjang tergerai pada Temy.

“Hai, Re!” jawab Temy sambil menyantap sepotong roti pisang coklat yang telah dipesannya.

Aku duduk, Tem?” tanya Re sambil meletakkan tasnya di kursi dan melepaskan jaket birunya.

“Duduk aja. Pa mau minum juga?” tanya Temy sambil meminum segelas jus mangga kesukannnya.

“Oh, gak kok Tem, makasih. Aku cuma mau ngasih ini aja.....” kata Re sambil memberikan sesuatu pada Temy.

“Apa ini?” tanya Temy sambil melihat dan membolak-balik benda itu, sepucuk surat beramplop ungu muda.

“Emm..... Jujur..... aku sendiri juga gak tau apa isi surat itu. Eh, Tem, aku duluan ya?! C.u !” kata Re sambil meninggalkan Temy.

Lhoh, baru aja duduk udah mau pergi lagi… C.u juga, Re!” jawab Temy sambil menggelengkan kepalanya.

Sepeninggal Re, Temy masih duduk menikmati sisa jusnya. Temy pun mulai tergelitik rasa penasarn akan surat pemberian Re. Akhirnya dengan hati-hati Temy membuka surat itu dan membacanya..........

To. Temy
Temy..... ini aku Cezia.
Aku hanya ingin mengatakan padamu bahwa aku ingin agar kisah kasih antara kita berdua berakhir sampai di sini saja.
Maafkan aku, Temy.Mungkin aku terlalu cepat dan gegabah untuk membuat sebuah keputusan ini. Apalagi hubungan kita telah terjalin cukup lama. Namun, maaf..... aku sudah tak bisa lagi untuk terus menjalin benang-benang kasih denganmu.
Aku ingin kita berteman saja. Karena mungkin itu adalah yang terbaik buatku dan mungkin juga terbaik buat dirimu.
Maaf.....
Salam,
Cezia

Temy sangat kaget begitu tahu bahwa surat yang diterimanya dikirim oleh Cezia, kekasihnya. Cezia adalah sesosok gadis cantik,cerdas dan lembut perangainya. Siapapun yang mengenal Cezia pasti akan merasa kagum. Temy terdiam sesaat sambil memandangi surat itu. Cukup lama Temy memandangi surat itu, hingga akhirya Temy memasukkan surat itu ke dalam amplopnya lagi dan menyimpannya dalam tas. Kemudian Temy mengambil hp dari sakunya lalu menelepon Cezia.

Kriiiing..... kriiiing.....

“Halo!” terdengar suara Cezia mengangkat telepon.

“Halo..... Cezia?” kata Temy ragu-ragu.

Tut..... tut..... tut.....
Uuupss..... telponya diputus! Temy mencoba menghubunginya lagi. Tapi, Cezia memutusnya lagi begitu terdengar suara Temy. Temy pun mencoba menelepon Cezia lagi.

Kriiiing..... kriiiing.....

“Cezia!” kata Temy begitu tersambung. Tapi, Cezia tak menjawabnya. “Cezia, apa maksudmu melakukan semua ini ?” tanya Temy lagi. “Kenapa kamu ngirim surat itu ke aku ? Maksud kamu dengan semua ini apa, Cez?” tanya Temy lagi. Namun Cezia tetap diam seribu bahasa. “Cezia?” panggil Temy. Suara Temy sedikit meninggi. Tapi sayang, tetap saja Cezia masih terdiam. “Cezia? Cezia, kamu ndengerin aku kan?” tanya Temy.

“Temy!?” Cezia mulai berbicara.

“Cezia? Kamu kenapa? Cerita ma aku kalau kamu ada masalah!” Temy berusaha mencairkan hati Cezia dengan melembutkan suaranya.

“Temy, maafin aku! Aku gak bermaksud memutuskanmu. Tapi..... tapi..... “ kata Cezia dengan suara yang tersendat-sendat.

“Tapi apa, Cez? “ tanya Temy.

“Nggak..... Sudahlah, Tem. Lupain aku! Lupain aku aja.....!” kata Cezia sambil kemudian menutup teleponnya.

Tut..... tut..... tut.....
Temy terdiam cukup lama. Matanya terpaku menatap wallpaper di hp-nya, foto Cezia dan dirinya. Pikirannya melayang-layang, memikirkan Cezia, cewek yang telah menjadi pacarnya selama hampir 2 tahun itu.

Temy berdiri dan berjalan keluar kantin. Dia gak mau berlama-lama lagi di kantin dengan pikiran yang mulai gak menentu. Namun, saat baru beberapa langkah keluar dari kantin, Temy berpapasan dengan Cezia yang sedang berjalan sendiri dengan wajah kusam dan sembab. Temy pun menghentikan langkahnya dan memanggil Cezia, “Cezia?”

Cezia berhenti dan menatap Temy, “Temy?” Cezia membalikkan badan. Raut wajahnya tampak kaget dan ia pun bermaksud meninggalkan Temy. Namun, langkah Cezia dicegah oleh Temy.

“Cezia, tunggu aku!” kata Temy sambil berusaha menggapai tangan Cezia. Cezia hanya terdiam dan menundukkan mukanya. “Cezia?” kata Temy. Temy terdiam sesaat sebelum melanjutkan lagi kata-katanya, “Cezia, aku ingin kamu bicara ma aku!” Temy kemudian mengajak Cezia ke kantin, walau sebenarnya Temy sudah muak dengan suasana kantin yang sudah ditongkronginya lebih dari 1 jam. Sampai di kantin, Temy memesan 2 botol soft drink kesukaan Cezia.“Ini buatmu.” kata Temy sambil memberikan sebotol soft drink pada Cezia.

“Thanks.” jawab Cezia singkat yang disusul dengan dingin dan bekunya suasana antara dirinya dan Temy.

“Cezia?” Temy berusaha menghilangkan kebekuan itu. “Cez, sebenernya kamu kenapa?”

“Gak kenapa-kenapa kok.” Jawab Cezia sekenanya.

Aku gak percaya jika kamu katakan ga kenapa-kenapa. Sudah lama aku mengenalmu dan aku tau betul sifatmu.” Cezia tak menjawab. Ia meminum soft drink miliknya hingga tinggal separuhnya saja. “Ayolah, Cez ! aQ yakin, pasti ada masalah denganmu.” desak Temy kemudian.

Cezia menarik nafasnya dalam-dalam, “................................................aku gak bisa, Tem. Aku gak bisa kalau aku harus memiliki kamu yang begitu tulus menyayangiku.”

“Kenapa? Bukannya kamu juga sayang ma aku?” dahi Temy berkerut

Cezia menggelengkan kepalanya, “Gak, Tem....” suaranya terdengar sangat pelan.

“Jadi, selama ini kamu gak sayang ma aku?” tanya Temy dengan nada kecewa yang disambut dengan gelengan kepala Cezia. “Trus maksudmu apa, Cez?” tanya Temy lagi dengan nada agak meninggi.

“.................Aku gak bisa jadi milikmu yang selalu bahagia karena kamu ada di sisiku! Aku gak bisa buat nerima semua itu, sementara ada orang laen yang jauh lebih sayang ma kamu. Orang yang rela lakuin apapun demi kamu. Dan aku gak tega buat nyakitin dia dengan aku yang selalu berada disisimu. Aku gak tega karena dia adalah sahabatku.” kata Cezia. Kepalanya menunduk, suarannya terdengar terputus-putus. Air matanya mulai berjatuhan.

“Siapa?” tanya Temy lembut.

Lagi-lagi Cezia menggelengkan kepalanya. Namun, kemudian Cezia menyebutkan sebuah nama yang tak asing buat Cezia ataupun Temy, “Vania...”

“Vania ?” tanya Temy kaget.

Belum hilang kekageta Temy, tiba-tiba saja hp-nya berdering.
Kriiiing..... kriiiing.....
Temy mengambil hp-nya. Dilihatnya pada layar hp sebuah nomor yang tak dikenalnya meneleponn. Dengan ragu-ragu Temy mengangkat telepon itu. “Halo!” sapa Temy pada si penelepon.

“Halo! Temy ya?” tanya suara dari seberang. Nada bicaranya terdengar agak cepat.

“Iya.” jawab Temy.

Aku Ferdinan!”

“Hah? Sapa? Ferdinan?” tanya Temy.

“Iya. Aku pake no Andrian.”

“Oh! Ada pa, Fer?” tanya Temy lagi setelah yakin yang meneleponnya benar-benar Ferdinan.

“Eh eh eh.....kamu tu di mana saja sih? Pertandingannya udah hampir dimulai, tapi kamu kok malah nglayap ga karuan. Kemana aja lu?

“Uuuupppsss.....sory aku lupa!” teriak Temy sambil menepuk dahinya.

“Hah.....lupa? Gila lu ya? Kamu tu tim inti. Kalau gak ada kamu, kita bisa kalah tau! Kalau tim kita kalah.....malu-maluin banget deh! Malu ma lawan kita, temen kita, doi kita..... Biar ini cuma pertandingan persahabatan antar sekolah dalam rangka HUT sekolah kita, tapi ya kita gak boleh seenaknya aja. Pokoknya kita tetep harus maen dengan penuh semangat, energi, sportif dan yang pasti kita harus M-E-N-A-N-G.” kata Ferdinan panjang lebar hampir tak ada jeda.

“Woooiiii.....iye-iye, aku tau! Tapi, kalau kamu terus-terus nyeramahin aku gitu, kapan aku bisa siap-siap ke lapangan?”

“Ah.....gitu saja marah! Makanya cepetan dong kesini.” Tiba-tiba nada bicara Ferdinan melambat, malah terdengar agak kemayu.

“Ok deh, aku kesana. Tapi, tunggu ya.....emmm kira-kira 5-menitan gitu.”

“Iyaa. Cepat ya!”

“Yooo.....iiiii.”

Tut..... tut..... tut.....
“Cezia, aku harus segera pergi.” kata Temy pada Cezia sambil berdiri dan memegang tasnya. “Kamu gak usah sedih terus yaa..... Vania gak usah dipikirin. Aku tetep sayang kamu kok. Eehh, tapi persahabatan kamu ma Vania jangan diputus juga lho. Pokoknya kamu harus selalu semangat..... “ kata Temy lagi sambil kemudian meninggalkan tempat duduknya dan Cezia.
Namun, baru beberapa langkah berjalan, Temy berhenti dan membalikkan badannya kearah Cezia. “Cezia! I love u so much. Aku akan selalu membawamu dalam mimpi-mimpi indahku. Cayooo.....” kata Temy sambil melemparkan sebuah senyuman penuh cinta pada Cezia dan kemudian kembali melanjutkan langkahnya untuk bertanding basket.


^marieae^
2008

0 komentar:

Posting Komentar